Proses
terbentukunya rasa cinta adalah dari sistem yang rumit antara mata, otak, dan
hati. Ketika terjadi pandangan, pada
mata akan membentuk gambar siapa yang akan dicintainya. Mata yang rabun, atau
kurang jelas penglihatannya akan memberikan gambaran sesuai penglihatan
sebagaimana yang ada, dan mata yang sehat juga akan memebrikan gambar
sebagaimana yang ia lihat. Dengan ini
sebuah gambar telah masuk ke dalam mata dan siap ditersukan ke otak.
Setelah itu gambar dikirim ke otak,
di dalam otak gambar itu diubah berbentuk pikiran dan diolah oleh 12 titik/
bagian di dalam otak. Hal ini memberikan dampak kerumitan yang belum
tesempurnakan, dan masih memerlukan proses lanjutan. Pada otak ini juga
diproduksinya beberapa jenis hormon, seperti dopamin, oxitoxyn, dan
senyawa-senyawa kimia lainnya, yang berperan untuk memberikan rasa sesuai
dengan hasil dari pengolahan oleh otak. Beberapa bagian otak akan memberikan
bebrapa hasil gambaran, seperti senang, kagum, dan lain-lain. Namun, pada
bagian lain juga akan memberikan penilaian pada sisi negatifnya, misalnya “ah,
sepertinya orang itu kurang baik, bohong”,
dan lain-lain. Dan tahap ini memerlukan pemikiran lanjutan apakah ia benar-benar-
harus mencintaiyai secara penuh atau sekedar kagum atau kasihan saja. Hal ini
lah yang memerlukan proses lanjutan ke hati (jantung).
Di hati
ada kurang lebih empat puluh ribu sel neuron (sel saraf) yang memungkinkan hati
dapat berpikir dan mempertimbangkan sesuatu. Hal inilah yang menentukan apakah
ia cinta atau tidak. Kemudian pikiran itu dikirim lagi ke otak dan memberikan
perintah apa yang harus dilakukannya terhadap orang tersebut.
Sumber http://www.poztmo.com/2011/10/jatuh-cinta.html
diakses 30 Desember 2011
http://riqway.blogspot.com/2011/10/proses-terjadinya-cinta-dalam-otak.html
Diakses 30 Desember 2011
Sentanu,
Erbe. Quantum Ikhlas. 2007. Elex Media Komputindo: Jakarta