Selasa, 20 Desember 2011

MENGEMBALIKAN MASA KEEMASAN ISLAM



                Islam pernah berjaya beberapa abad lalu, bahkan orang Barat banyak yang belajar di negeri-negeri Islam, seperti di Irak, mesir, dan lain-lain. Ini menunjukkan kehebatan Isam pada masa lalu, baik dari segi pemerintahan, teknolagi, maupun agama. Peristiwa ini telah menunjukkan pada dunia bahwa Islam juga pernah maju dan berhak juga mengambil masa keemasan itu pada masa mendatang.
                Dalam pengkajian beberapa data, maka didapati pada masa sekarang kualitas umat Islam sangatalah berkurang, baik dari segi berpikir, mapun dari segi agama. Keadaan ini bisa dilihat di mana-mana, banyak umat  Islam yang meninggalkan kewajibannya, dan menjadi seorang yang malas berpikir untuk memajukan Islam. Apakah gerangan penyebabnya dan bagaiamana solusinya.

Penyebab-Penyebab

1. Kekurangan Pemahaman Terhadapa Agama

                Islam mewajibkan ummatnya untuk menuntut ilmu sampai ke mana saja. Ini dianjurkan walaupun ke negeri orang-orang kafir, namun pada kenyataannya, umat Islam jika dibandingkan dengan banyaknya ummatnya, maka akan didapati bahwa umat Islam banyak kurang tertarik pada Imu Pengetahuan. Hal ini akan berdampak pada lemahnya kualitas manusia sekaligus lemahnya perkembangan negara. Dan juga akan berujung lebih buruk, seperti keterbelakagan mental, kemiskinan, dan meningkatnya angka-angka kriminalitas.
                Lalu, apakah yang membuat umat Islam menjadi lemah? Menurut Profesor Doktor  Suyuti Pulungan, dari Universitas Raden Fatah Palembang, menyatakan bahwa “umat Isam menjadi mundur karena meninggalkan Al-Qur’an dan sumber-sumber ajaran Islam lainnya. Ini mengartikan jika umat Islam terus melalaikan ajaran AL-Qur’an dan sumber ajaran Islam lainnya, maka umat Islam takkan pernah maju. Jika diamatai pernyataan ini juga berkaitan dengan masalah keimanan, artinya umat Islam kurang mempunyai niai iman untuk  mempelajari dan memperaktekkan sumber-sumber ajaran Islam itu sendiri.

2. Menusia Akan Cenderung Hidup Seperti orang-orang di Lingkungannya

                Seperti yang dikemukankan oleh David J. Scwartz dalam bukunya Berpikir dan Berjiwa Besar bahwa “Kita  adalah produk dari lingkungan”. Lebih dari sembilan puluh persen kehidupan kita dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita. Ini menunjukkan kita akan tidak jauh berbeda dari lingkungan kita. Jika lingkungan kita orang-orang awam, maka kita akan cenderung menjadi orang awam yang tak mau berpikir berbdeda dari kebnyakan orang di lingkungannya. Hal ini memang pemandangan biasa, namun dalam kajian ini ditulis bahwa “takut berbeda dari lingkungan telah membuat Islam menjadi jumud atau tak berkembang”

3. Mempelajari nash-nash Al-Qur’an dan Hadits secara setangah-setengah

                Orang yang belajar secara setangah-setengah akan mendapatkan hasil yang setengah atau lebih rendah dari itu. Ilmu harusah selalu berkembang. Jika umat Isalm mempelajari Islam secara setengah-setengah, maka biasanya hasil yang didapat bukanlah kesempurnaan dalam pemahaman, namun lebih mengarah pada keraguan dan takut pada ajaran-ajaran baru yang mungkin juga berpeluang auntuk mengembangkan Islam.

                Seperti yang dinyatakan Nepoleon Hill dalam bukunya Ciptakan Keajaibanmu Sendiri  bahwa “hidup itu harus selalu berubah,” dicontohkannya sesuatu yang dahulunya tak mungkin, malah sekarang terjadi. Demikian juga dalam hal mempelajari Islam harus selalu  berubah dan tidak berhenti pada pemahaman tertentu asalkan tidak melanggar batasan yang telah nyata kebenarnnya. Maka, dalam hal ini pemahaman Al-Qur’an dan sumber-sumber ajaran Islam lainnya haruslah selalu berlanjut demi menemui kemajuan Islam pada masa mendatang.


Solusi

1. Dperlukan Motivator (pendorong) Hebat  yang sekarang  Kebanyakan Berada di Barat

                Konsep ajaran Islam itu ibarat sebuah bangunan, apabila satu bagian yang rusak atau kurang sempurna pengetahuannya, maka akan menimbulkan kerancuan dan cenderung distatiskan (tidak berkembang). Misal dalam suatu hadits “ Islam itu datangnya asing, maka akan kembali asing” . Sepintas lalu orang yang mendengar hadits ini menyimpulkan bahwa sudah takdirnya Islam tidak berpengaruh di akhir zaman. Namun, dalam kajian para motovator yang kebanyakan berada di Barat, maka mereka akan melengkapi kalimat ini dengan solusi atau kalimat sambung sebagai pemecah msaah, misal Islam boleh saja asing di akhir zaman, namun tidaklah membuat hilangnya peluang untuk meraih masa keemasannya kembali seperti masa dahulu. Dan juga mereka biasanya akan membuat konsep atau kata-kata bijak untuk mendorong hal ini, seperti yang yang dinyatakan oleh David J. Scwartz, jika Anda berpikir besar dan Anda yakin bahwa Anda akan berhasil maka seluruh aktifitas saraf Anda seolah-olah akan berpikir untuk mewujudkan impian besar Anda tersebut”. Hal ini menunujukkan mereka punya daya motivasi yang besar untuk mempengaruhi kejiwaan orang dan cenderung akan menjadi  prinsip dalam kehidupan . Oleh karena itu tidak salahnya jika Islam juga bekerja sama dengan pihak Barat (non-Islam) untuk mengembangkan Islam terutama dari segi motivasi.


2. Sanggup Berbeda dari Lingkungan

                Seperti yang telah diulas sedikit si atas, manusia akan cenderung seperti manusia di lingkungannya. Jika pada lingkungan itu perkembangan pemikirannya agak lambat, maka dapat dimungkinkan perkembangannya akan seperti itu-itulah dan sulit untuk lebih maju. Dalam pandangan beberapa motivator Barat, orang itu jika mau dianggap luar biasa, maka ia harus mampu berbeda dari lingkungannya. Kita bisa lihat perkebangan di Barat sangatlah cepat, terutama di bidang teknologi, karena mereka sanggup berbeda dari lingkungan, sanggup dinyatakan oleh orang lain bahwa ia adalah “orang aneh.” Namun, jika ini berniat untuk memajukan suatu bidang, misal teknologi, maka orang-orang yang mencemoohkan akan  tercenganng ketika apa yang pernah Anda sampaikankan itu dinyatakan “benar” oleh dunia. Jadi dalam hal ini demi menciptakanasuatu perkembangan, maka Anda harus berpikir yang jarang bahakan belum pernah dipikirkan oleh kebnyakan orang, misal, jika Islam itu harus maju, maka tidak memungkinkan jika Orang-orang kafir yang telah maju di bidang teknologi itu bukannya dibenci atau dimusuhi, namaun dimanfaatkan. Disewa untuk mengajar di dunia Islam dan diberi penghargaan jika telah menunujukkan  keberhasilan. Contoh ini memang belum tentu benar, namun ini menunjukkan bahwa Anda punya ide yang berbeda dari kenyakan orang, ingat prinsip kemajuan adalah “ segala sesuatu itu harus selalu berubah”, meskipun pendapat Anda salah, namun minimal Anda telah menyumbangkan pemikiran pada dunia dan Anda telah sanggup menjadi oang-orang yang luar biasa alias berbeda dari kebnyakan orang.

3. Memepelajari Al-Qur’an dan Sumber Ajaran Islam Lainnya Secara Terus Menerus

                Penghentian pembeajaran akan berakibat pada kebingungan bahkan keraguan pada ajaran Islam. Ini kerap terjadi, misal pada anak yang pada masa SMA-nya ia memasuki MA (Madrasah Aliyah) dan menyenangi cabang-cabang iilmu agama Islam. Namun, setelah masuk perguruan tinggi, ia memilih Fakultas Ekonomi atau jenis ilmu umum lainnya, yang membuat  ia semakin malas bahkan berehenti belajar masalah cabang-cabang ilmu agama Islam. Ketika ia ditanya mengenai Islam, maka ia akan menjawabnya dengan rasa ragu, dan kehilangan setengah pondasi pelajaran yang pernah dipelajarinya dulu. Misal, jika ada yang menanyakan tentang hadits “ ridha Allah bergantung keda rhida orang tua”, namuan pada masa sekarang orang tua sekrang tidak terlalu memperhatikan ajaran Islam, misal orang tua berani melakukan praktek sogok menyogok, demi anaknya supaya bisa masuk kerja. Hal seperti ini, jika kekurangan ilmu atau mempelajari Islam secara setengah-setengah, maka akan meinimbulkan keraguan dalam hati, apakah mungkin hadits Rasululah seperti itu, atau ada yang salah dalam periwayatan hadits, atau juga ada makna lain. Jika ia tidak memahami maka akan timbullah keraguan dan menyebabkan berbagai efek, seperti turunnya tingkat keimanan, dan lemahnya ilmua agama.

                Oleh karena itu, jika menginginkan kembalinya masa keemasan Islam, maka telah dipaparkan beberpa penyebab beserta solusinya di atas, bila ada kesalahan, baik dalam penulisan maupun  kebijaksanaan penulis mohon maaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar